Sejarah



Yayasan Maqamam Mahmuda (Yamuda) didirikan pada hari rabu 14 Rabi’ul Akhir 1419/ 5 Agustus 1998. Tujuan didirikannya yayasan Maqamam Mahmuda adalah untuk menjawab perkembangan sosial masyarakat, khususnya masyarakat Aceh Tengah. Kehidupan sosial masyarakat yang semakin berkembang akibat dari perkembangan globalisasi yang tidak mengenal batas, sehingga dipandang perlu untuk mempersiapkan pengetauan masyarakat melalui pendidikan.

Dasar pemikiran di atas menyebabkan diperlukan upaya untuk meningkatkan pembelajaran dan pendidikan yang terpadu antara ilmu duniawi dan ukhrawi, agar mampu bersaing dalam era globalisasi dan tidak menjadi korban perubahan sosial tersebut.

Prioritas Yayasan Yamuda dalam meningkatkan pengetahuan dan daya saing tersebut adalah keluarga miskin dan anak yatim/piatu serta masyarakat terpencil dari daerah marginal yang tidak memiliki akses pada pendidikan. Hal ini menjadi prioritas Yamuda agar terdapat keseimbangan kemampuan antara masyarakat (anak) yang tidak atau kurang beruntung (miskin) dengan masyarkat (anak-anak) yang memiliki akses pendidikan premium.

Selain itu, Yamuda bergerak dalam upaya menggali budaya dan sejarah Aceh Tengah, khususnya keterkaitan antara budaya dengan syariat, sehingga hubungan antara generasi tidak terputus, sehingga masyarakat mengenal dirinya dan mampu menghambat dampak buruk dari globalisasi yang terjadi saat ini.

Secara umum, sampai pada tahun 2015 terdapat tiga program yang telah dilakukan Yamuda, diantaranya: 1. Mendirikan lembaga pendidikan (Panti Asuhan) setingkat Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah 2. Menerbitkan Buku yang berhubungan dengan Agama, budaya dan Sosial 3. Membangun prasasti (monumen) di daerah-daerah yang memiliki nilai sejarah Yayasan Maqamam Mahmuda yang didirikan oleh Tgk. H. Mahmud Ibrahim, sampai saat ini telah berkembang ke arah tujuan didirikannya yayasan. Kegiatan pendidikan atau panti asuhan telah berjalan, lembaga pendidikan yang dikemas dalam pesantren Modern dengan tenaga pendidik yang ahli dibidangnya. Program ini dapat dilaksanakan karena Yamuda menjalin hubungan dengan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Gajah Putih Takengon. Sehingga dosen atau guru yang berkompeten di bidangnya dapat diperbantukan pada yayasan.

Selanjutnya sejak tahun 2001 telah diterbitkan buku-buku yang berhubungan dengan pengetahuan agama, budaya dan sosial, diantara judul buku tersebut adalah: Syariat Adat ( jilid I, II, dan III), mengenal diri, Nilai-nilai pendidikan dalam Budaya Gayo, Sejarah Masjid Agung Ruhama, dan lain-lain. Sedangkan untuk pembangunan prasasti telah dibangun di daerah Kecamatan Isaq Kabupaten Aceh Tengah, dengan mendirikan monumen persegi empat (tugu) setinggi 2,5m yang di masing-masing sisi terdapat prasasti yang bertuliskan sejarah dan pendiri daerah Isaq sebagai cikal bakal Aceh Tengah, dan monumen-monumen di daerah lain.

Pada tahun 2011 Pemerintah Aceh Tengah telah membantu pembangunan sarana pendidikan, dan telah berdiri bangunan permanen ruang kelas sebanyak satu unit, dan pada tahun 2013 dibantu (wakaf) melalui anggota DPRA Ilham Ilyas Lebe, dibangun satu ruang kelas. Sampai saat ini sarana prasaran pendidikan yang dimiliki terdiri dari: dua ruang kelas belajar permanen, dua kelas non permanen, mushalla non permanen, dan asrama siswa setengah permanen (dengan ukuran 4 x 10 m ) sebanyak 4 unit, dan kantor 4 x 10 m satu unit.

Pengembangan lembaga pendidikan masih sangat diperlukan di masa yang akan datang, baik berupa sarana prasarana pendidikan seperti honor kehormatan untuk guru, laboratorium komputer dan bahasa, lapangan olah raga yang memadai dan sarana prasarana lain yang menunjang proses belajar mengajar. Dan pengembangan tersebut telah dimasukkan dalam perencanaa pengurus yayasan.